Tuesday, July 15, 2014

Kotabaru Yogyakarta

Kotabaru Yogyakarta


Alternatif Hunian Warga Belanda
Kota baru dan hotel yogyakarta
Ingin mencari hotel Yogyakarta yang dekat dengan tempat wisata sejarah? Cobalah menuju ke kawasan Malioboro yang menjadi salah satu ikon Yogyakarta dengan wisata belanja dan sejarah. sedikit bergerak ke arah timur laut dari Malioboro ini, ada satu kawasan bersejarah yang dulunya merupakan wilayah paling maju bernama Nieuwe Wijk. Sekarang kawasan ini disebut Kotabaru yang berada di seberang timur Sungai Code.

Kawasan Kotabaru dibangun dengan konsep kota taman yang berpola radikal seperti kota-kota di Belanda pada umumnya, mirip dengan kawasan Menteng yang berada di Jakarta. Suasananya nyaman dengan udara sejuk, tanaman bunga, tanaman buah, serta pepohonan rindang tumbuh di tengah ruas jalan, sehingga dapat menaungi terik sinar matahari. Bangunan-bangunan tua ala Belanda masih berdiri kokoh di sisi kanan dan kiri jalan menjadikan kawasan ini sayang jika sekedar dilintasi. Apalagi bagi Anda yang sedang berlibur dan menginap di hotel Yogyakarta sekitar kawasan ini.

Menurut sejarahnya, kawasan ini telah berkembang sejak tahun 1920 akibat kian padatnya kawasan Loji Kecil. Tak hanya itu, kemajuan industri gula, perkebunan dan meningkatnya ketertarikan dalam mengembangkan pendidikan dan kesehatan menyebabkan banyak orang Belanda menetap di Yogyakarta. Kota Baru menjadi hunian alternatif yang berfasilitas lengkap dilengkapi boulevard dan ruas jalan cukup lebar. Kini, perkembangan kawasan ini juga didukung dengan maraknya pendirian hotel di Yogyakarta yang berada di sekitarnya agar mempermudah wisatawan ketika berlibur di Kota Pelajar ini.

Bangunan Kuni dan Bersejarah Kotabaru
Bangunan kuno sejarah hotel yogyakarta
Selain tata kota yang dapat dikatakan ‘Belanda banget’ dan adanya hotel di Yogyakarta, Kotabaru menyimpan cerita jenaka. Misalnya Jalan Kewek yang menjadi gerbang selatan kawasan ini. Jalan tersebut berupa jembatan yang menghubungkan seberang timur dan barat Sungai Code yang dahulu dinamakan Jalan Kerkweg. Namun, dikarenakan banyak orang Jawa sulit melafalkannya, nama jalan tersebut berubah mejadi Kewek, tepatnya Kreteg Kewek. Tak jauh ke arah utara Kreteg Kewek, Anda akan menemukan kembali bangunan kuno, Gereja Santo Antonius Kotabaru. Bangunan tersebut tampak bergaya Eropa dengan menara tinggi di depan gereja, tiang-tiang besar sebanyak 16 buah, juga plafon berbentuk sungkup. Gereja yang awalnya bernama Santo Antonius van Padua tersebut telah berdiri sejak tahun 1926.

Bagi Anda yang menginap di hotel di Yogyakarta tentu tidak akan melewatkan penelusuran sejarah di kawasan ini, seperti bangunan Gedung Bimo yang menonjol dengan konsep art deco yang berkembang tahun 1920-1930-an. Bentuk bangunannya memanjang khas Eropa tetapi bagian atas depannya berbentuk lengkung. Ada pula Kantor Asuransi Jiwasraya yang bernilai sejarah. Dulunya, gedung ini digunakan sebagai rumah salag satu pegawai Asuransi Niil Maatschappij, lalu pada masa pemerintahan Jepang sebagai tempat tinggal perwira tinggi angkatan bersenjata Jepang, Butaico Mayor Otsuka. Bahkan, bangunan ini dipakai sebagai tempat perunfingan Moh Saleh Bardosono dengan Otsuka dalam penyerahan senjata.


Ada banyak gedung bersejarah lainnya yang akan Anda temukan ketika berada di kawasan Kotabaru ini, diantaranya Gedung Kolese Santo Ignatius dulu digunakan sebagai Kantor Kementerian Pertahanan, Gedung SMAN 3 sebagai Gedung AMS, Gedung SMP 5 dahulu dipakai Normalschool, juga Gedung SMU BOPKRI I yang digunakan sebagai Gedung Christelijke MULO dan Akademi Militer. Kini, sudut-sudut Kotabarau berkembang dinamis dengan terdapat sejumlah kafe tempat istirahat setelah berwisata, galeri seni sebagai tempat pameran, tempat mencicipi berbagai masakan, tempat berolahraga, atau sekedar duduk dan berteduh si sisi jalannya.  

No comments:

Post a Comment